SEJARAH MONITOR CRT
Teknologi Tabung Brown (CRT Display)
ditemukan pada tahun 1897, akan tetapi teknologi ini baru diadopsi sebagai
penerima siaran televisi pada tahun 1926. Sejarah penemuan teknologi CRT sudah
lebih dari 100 tahun dan memiliki kualitas gambar yang sangat bagus. Akan
tetapi teknologi ini mempunyai satu kelemahan yaitu semakin besar display yang
akan dibuat maka semakin besar pula tabung yang digunakan. Pada monitor CRT, layar penampil yang
digunakan berupa tabung sinar katoda. Teknologi ini memunculkan tampilan pada
monitor dengan cara memancarkan sinar elektron ke suatu titik di layar. Sinar
tersebut akan diperkuat untuk menampilkan sisi terang dan diperlemah untuk sisi
gelap.
Teknologi CRT merupakan teknologi termurah dibanding dengan kedua teknologi yang lain. Meski demikian resolusi yang dihasilkan sudah cukup baik untuk berbagai keperluan. Hanya saja energi listrik yang dibutuhkan cukup besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.
Teknologi CRT merupakan teknologi termurah dibanding dengan kedua teknologi yang lain. Meski demikian resolusi yang dihasilkan sudah cukup baik untuk berbagai keperluan. Hanya saja energi listrik yang dibutuhkan cukup besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.
Monitor CRT pertama (Cathode Ray Tube)
dikembangkan untuk menerima siaran televisi. Milestone-nya adalah tabung
televise pertama dari Wladimir Kosma Zworykin(1929), full electronic frame rate
dari Manfred von Ardenne (1930), dan pengembangan tabung sinar katoda pertama
yang dapat direproduksi oleh Allen B. Du Mont (1931).
Pada generasi awal komputer, belum
menggunakan monitor khusus seperti sekarang ini. Komputer waktu itu terhubung
dengan TV keluarga sebagai layar penampil dari pengolahan data yang
dilakukannya. Yang cukup menjadi masalah adalah bahwa resolusi monitor TV saat
itu hanya mampu menampilkan 40 karakter secara horisontal pada layar.
Monitor khusus untuk komputer
dikeluarkan oleh IBM PC, yang pada awalnya memiliki resolusi 80 X 25 dengan
kemampuan warna “green monochrome”. Monitor ini sudah mampu menampilkan hasil
yang lebih terang, jelas dan lebih stabil.
Pada generasi berikutnya muncul mono graphics (MGA/MDA) yang memiliki 720x350. Selanjutnya di awal tahun 1980-an muncul jenis monitor CGA dengan range resolusi dari 160x200 sampai 640x200 dan kemampuan warna antara 2 sampai 16 warna. Monitor EGA muncul dengan resolusi yang lebih bagus yaitu 640x350. Monitor jenis ini cukup stabil sampai berikutnya munculnya generasi komputer Windows.
Semua jenis monitor ini menggunakan digital video - TTL signals dengan discrete number yang spesifik untuk mengatur warna dan intensitas cahaya. Antara video adapter dan monitor memiliki 2, 4, 16, atau 64 warna tergantung standard grafik yang dimiliki.
Selanjutnya dengan diperkenalkannya standard monitor VGA, tampilan grafis dari sebuah Personal Computer menjadi nyata. VGA dan generasi-generasi yang berhasil sesudahnya seperti PGA, XGA, atau SVGA merupakan standard analog video dengan sinyal R (Red), G (Green) dan B (Blue) dengan continuous voltage dan continuous range pada pewarnaan. Secara prinsip analog monitor memungkinkan penggunaan full color dengan intensitas yang tinggi.
Pada generasi berikutnya muncul mono graphics (MGA/MDA) yang memiliki 720x350. Selanjutnya di awal tahun 1980-an muncul jenis monitor CGA dengan range resolusi dari 160x200 sampai 640x200 dan kemampuan warna antara 2 sampai 16 warna. Monitor EGA muncul dengan resolusi yang lebih bagus yaitu 640x350. Monitor jenis ini cukup stabil sampai berikutnya munculnya generasi komputer Windows.
Semua jenis monitor ini menggunakan digital video - TTL signals dengan discrete number yang spesifik untuk mengatur warna dan intensitas cahaya. Antara video adapter dan monitor memiliki 2, 4, 16, atau 64 warna tergantung standard grafik yang dimiliki.
Selanjutnya dengan diperkenalkannya standard monitor VGA, tampilan grafis dari sebuah Personal Computer menjadi nyata. VGA dan generasi-generasi yang berhasil sesudahnya seperti PGA, XGA, atau SVGA merupakan standard analog video dengan sinyal R (Red), G (Green) dan B (Blue) dengan continuous voltage dan continuous range pada pewarnaan. Secara prinsip analog monitor memungkinkan penggunaan full color dengan intensitas yang tinggi.
CARA
KERJA MONITOR CRT
Monitor CRT (Cathode Ray Tube) Pada monitor jenis CRT,
layar penampil menggunakan tabung katoda. Cara kerja dari teknologi ini untuk
memunculkan tampilan pada monitor adalah dengan cara memancarkan sinar elektron
ke suatu titik di layar. Sinar tersebut akan diperkuat untuk menampilkan sisi
terang dan diperlemah untuk sisi gelap. Teknologi CRT merupakan teknologi
termurah dibanding dua jenis monitor lain, yaitu LCD dan Plasma Gas. Walaupun
begitu, resolusi yang dihasilkan sudah cukup baik untuk berbagai keperluan.
Adapun kekurangan dari teknologi CRT adalah diperlukanya teknologi listrik yang
cukup besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.
Tabung
sinar katode (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT), ditemukan oleh Karl
Ferdinand Braun,
merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan dalam layar komputer, monitor
video, televisi dan oskiloskop. CRT dikembangkan dari hasil kerja Philo Farnsworth yang dipakai dalam seluruh pesawat televisi
sampai akhir abad 20, dan merupakan dasar perkembangan dari layar plasma, LCD dan bentuk teknologi TV lainnya.
Tabung
sinar katode pada pesawat televisi 14 inch
Susunan kaki CRT/tabung TV
CRT KAKI 12 + FOKUS DOBEL SCREEN Tabung semacam ini biasanya digunakan
pada televisi keluaran lama (TV kuno)
· 1.Blue Screen
· 2.Ground
· 3.KB (blue)
· 4.Green Screen
· 5.Heater
· 6.KG (green)
· 7.Heater
· 8.Ground
· 9.KR (red)
· 10.Ground
· 11.Red Screen
· 1.Ground
· 2.Ground (bisa kosong)
· 3.Heater
· 4.Heater
· 5.Ground (bisa kosong)
· 6.KR (red)
· 7.KG (green)
· 8.KB (blue)
· 9.Ground (bisa kosong)
· 10.G2 (screen)
CRT KAKI 11 + FOKUS Tabung semacam ini kebanyakan digunakan pada TV merek
SONY
· 1.G2 (screen)
· 2.Ground
· 3.Heater
· 4.Heater
· 5.Ground (bisa kosong)
· 6.KB (blue)
· 7.KG (green)
· 8.KR (red)
· 9.Ground (bisa kosong)
CRT KAKI 12 + FOKUS Tabung semacam ini digunakan pada TV lama
· 1.KB (blue)
· 2.Ground
· 3.Ground
· 4.Heater
· 5.Heater
· 6.KR (red)
· 7.Ground
· 8.G2 (screen)
· 9.Ground
· 10.KG (green)
· 11.Ground
CRT KAKI 8 + FOKUS Tabung semacam ini digunakan pada TV yang berleher kecil
· 1.KB (blue)
· 2.Heater
· 3.Heater
· 4.Ground
· 5.KR (red)
· 6.G2 (screen)
· 7.KG (green)
CRT KAKI 11 + 2 FOKUS Tabung semacam ini digunakan pada televisi dan monitor
yang beredar di pasaran
· 1.Ground (bisa kosong)
· 2.Ground
· 3.KG (green)
· 4.G2 (screen)
· 5.KR (red)
· 6.Heater
· 7.Heater
· 8.KB (blue)
CRT KAKI 10 + FOKUS Tabung semacam ini digunakan pada Televisi dan monhtor
· 1.Ground (bisa kosong)
· 2.Ground
· 3.KG (green)
· 4.G2 (screen)
· 5.KR (red)
· 6.Heater
· 7.Heater
· 8.KB (blue)
· 9.Ground (bisa kosong)
Penjelasan perangkat
Versi paling awal CRT adalah sebuah dioda
katode-dingin, sebuah modifikasi dari tabung Crookes (lihat sinar-X) dengan layar dilapisi fosfor, kadangkala dinamakan
tabung Braun. Versi pertama yang menggunakan kathoda panas dikembangkan oleh J.B.
Johnson
(yang merupakan asal istilah noise
Johnson)
dan H.W.
Weinhart
dari Western Electric dan menjadi produk komersial pada 1922.
Sinar katode adalah aliran elektron kecepatan tinggi yang dipancarkan dari katode yang
dipanasi oleh elemen pemanas (heater) didalam sebuah tabung vakum.
Dalam
tabung sinar katode, elektron-elektron secara terarah, diarahkan menjadi pancaran
elektron, dan pancaran elektron ini difokuskan dengan alat "defleksi
yoke" oleh medan
magnetik
untuk diarahkan kearah posisi Horisontal dan Vertikal untuk men"scan"
permukaan di ujung pandang (anode), yang sebaris dengan bahan berfosfor
(biasanya berdasar atas logam
transisi
atau rare
earth. Ketika elektron menyentuh
material pada layar ini, maka elektron akan menyebabkan timbulnya cahaya.
Untuk keperluan layar CRT ini supaya fosfor berpendar atau bercahaya diperlukan
tegangan tinggi yaitu sekitar 25 Kilo Volt sampai 27 Kilo Volt dibangkitkan
oleh alat yang bernama Flayback.
Sebelum elektron ini menyentuh fosfor,
dilayar tabung kaca elektron-elektron itu menembus pelat yang sangat tipis yang
berlobang-lobang disebut skrin yang hampir sama luasnya dengan lebar layar
tabung untuk memfokuskan tiga bintik warna RGB ( Red, Green, Blue ) untuk
tabung layar warna. Pelat logam ini sangat tipis dan peka terhadap mangnit,
jika magnit kuat akan merubah bentuk pelat ini sehingga tidak rata dan
terjadilah warna yang semburat dan acak kerena tembakan elektron tidak terfokus
pada ketiga titik bintik-bintik RGB, dan kejadian ini disebut degausing.
Secara
teori, CRT dan LCD
memiliki perbedaan di mana CRT menggunakan elektron yang ditembakkan ke layar
sehingga mewarnai menjadi suatu gambar. LCD memiliki cahaya di belakang yang
konstan di mana intensitas kecerahan menjadi berbeda karena adanya
penutupan/penghalangan dari molekul untuk sinar yang melewati panel..